SELAMAT DATANG

DI LANTERA HATI GHADIN INTON

SEMOGA ANDA NYAMAN BERKUNJUNG

DAN SEMOGA YANG ANDA CARI ADA DISINI

SEKEDAR BERBAGI DAN BERKREASI

SEMUA ISI DI BLOG INI BOLEH ANDA JELAJAHI SEPUAS HATI

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

DAN JANGAN SEGAN UNTUK KEMBALI YA

SOBAT

Hidup adalah memilih, namun untuk memilih dengan baik, Anda harus tahu siapa Anda dan apa yang Anda perjuangkan, ke mana Anda ingin pergi dan mengapa Anda ingin sampai di sana.

Thursday, April 4, 2013

ISLAM Di Dadaku, Islam Kebanggaanku

“SETIAP anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi,” demikian kutip sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim
Fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah. Sebab manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan sosial. Jadi gharizah tadayyun adalah permanen, kecenderungan kepada kekafiran adalah susulan.
Batasan agama yang lurus menurut arahan Allah SWT dan Rasulullah SAW diatas menggunakan terma fitrah, sedangkan agama yang lain menggunakan istilah Yahudi, Nasrani dan Majusi. Maka, makna fitrah yang benar adalah Islam itu sendiri. Agama yang melekat dalam diri manusia sejak di alam rahim ibu.
Al-Quran mengatakan, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus (dinul qayyim), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar Rum (30) : 3)).
Sebelum menjadi janin, manusia sudah bersyahadat di hadapan Allah SWT. Ketika lahir diingatkan ulang kalimat tersebut di telinga kanan dengan suara adzan dan di telinga kiri dengan suara iqamat. Agar dalam kehidupan yang penuh ujian nanti, tidak sampai tergoda/tergelincir/terperosok ke dalam jurang kehancuran (darul bawar), dan meninggalkan Islam. Baik, diuji dengan jabatan, kekayaan dan ilmu.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi”. (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS. Al Araf (7) : 172).
Berpaling dari Islam adalah menyiksa dirinya sendiri. Karena ia melempar dimensi spiritual di dalam dirinya. Maka kehidupan manusia akan mengalami kehampaan (krisis makna). Apa yang diburu dan dimilikinya tidak menambah kebaikan dirinya, keluarganya dan lingkungan sosialnya (tidak barakah).
Jadi, karunia yang paling mahal dalam kehidupan ini adalah lazzatur ruh (keezatan spiritual), lazzatul Iman wal Islam (kenikmatan beriman dan berislam). Sekalipun kita menggenggam kekayaan dunia tujuh turunan, kekuasaan yang tanpa pensiun, ilmu yang tinggi (sundhul langit, Bhs Jawa), kehidupan yang memiliki pengaruh yang besar, popularitas, tetapi tidak ditemani oleh Islam akan membuat kita kecewa seumur hidup. Sedangkan, sekalipun kita tinggal di gubug reot, di balik jeruji, di rumah kontrakan, kehidupan pas-pasan, jika islam bersama kita, justru disitulah rahasia kemuliaan, dan kebahagiaan kita.
Berbeda dengan dunya (sesuatu yang dekat), mata’ (kepuasaan sesaat), nikmat dinul Islam hanya diberikan kepada hamba yang dicintai-Nya. Itulah sebabnya banyak sekali orang yang menyatakan dirinya secara formal memeluk Islam, tetapi dalam realitas kehidupannya ada yang merasa tidak nyaman dengan atribut keislaman. Bahkan Islam yang indah dan mulia tersebut disalahpahami. Dahulu Islam ditambah-tambah. Kemudian Islam dikurangi. Islam tanpa jihad, Islam tanpa hudud. Sekarang ini Islam diberi embel-embel lain. Islam radikal, Islam moderat dll. Islam masih dipandang belum sempurna. Sehingga memerlukan pengurangan dan penambahan, sehingga dia tidak merasa at home untuk memakainya.
Islam sebagai Dinullah
Nama Muslim bukanlah nama yang diberikan oleh orangtua kita, bukan pula warisan nama yang diberikan oleh nenek moyang kita, bukan pula nama yang dibuat oleh Rasulullah SAW. Yang memberi nama seseorang sebagai Muslim adalah Allah SWT sendiri.
Allah SWT memberi standar (ukuran), criteria (sifat) , status (posisi) orang tertentu yang memenuhi kelayakan sebagai Muslim. Tentu, Muslim disini adalah Muslim hakiki, lahir dan batin, hissiyyan wa ma’nawiyyan (penampakan lahiriyah dan batiniyah).
Jadi, Muslim adalah sebuah nama yang agung, yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Mulia. Sejak sebelum Rasulullah SAW diutus di muka bumi ini.
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu [kitab-kitab yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.” (QS. Al Hajj (22) : 78).
Dahulu para sahabat sangat bangga menjadi Muslim. Mereka mengatakan, ”Ayahku adalah Islam. Tiada lagi selain Islam. Apabila orang bangga dengan suku, bangsa, kelompok, marga, perkumpulan, paham mereka, tapi aku bangga nasabku adalah Islam. Suatu ketika Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu ditanya, ”Keturunan siapa Kamu ?” Salman yang membanggakan keislamannya, tidak mengatakan dirinya keturunan Persia, tapi ia mengatakan dengan lantang, ”Saya putera Islam.” inilah sebabnya Rasulullah saw mendeklarasikan bahwa, ”Salman adalah bagian dari keluarga kami –ahlul bait-, bagian dari keluarga Muhammad saw.”
Islam sebagai Dinul Insaniyyah
Jika merujuk nama manusia menggunakan istilah ‘Al-Insan’ mengandung pengertian yang mendalam. Dari kalimat tersebut melahirkan makna turunan ‘al-Uns’ (harmonis). Ini menunjukkan sesungguhnya sifat dasar manusia mudah untuk menjalin komunikasi dengan yang lain (makhluqun madani), meminjam istilah Ibnu Khaldun. Sesungguhnya inti dinul Islam adalah pandai bergaul (ad-Dinu huwal mua’amalah). Indikator kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah hamba tersebut dicintai orang-orang terdekatnya.
Jika terhadap komunitas terdekat tidak memiliki jiwa besar. Mustahil bisa berinteraksi dengan lingkungan social yang lebih luas. Lingkungan terdekat secara minimal terdiri dari 160 KK. Empat puluh KK arah depan. Empat puluh KK arah belakang. Empat puluh KK arah kiri. Dan empat puluh KK arah kanan.
Karena fitrah manusia itu senang kepada perbuatan yang dikenali hati (al-Ma’ruf). Senang kepada kejujuran, keadilan, keberanian dalam membela kebenaran, dermawan. Dan tidak senang kepada sesuatu yang diingkari hati (al-Mungkar). Misalnya, kebohongan, ketidak jujuran, kelemahan, kikir, egois, mau benar sendiri sekalipun tidak benar.
Jika dalam kehidupan manusia memarginalkan dimensi naluri kepada sifat-sifat kemanusiaan ini, maka manusia akan menjadi srigala bagi yang lain. Ia menjadi keras hati, tertutup.Ada sebuah pameo “ Hari ini makan apa, besok dan lusa makan siapa”.
Islam sebagai Manhajul Hayah
Dalam tata bahasa Arab, Muslim adalah isim fa’il (pelaku) yang berasal dari kata – aslama-yuslimu-islaman – yang bermakna berserah diri. Dari akar kata aslama melahirkan kata turunan (derivat) – at-Taslim (berserah diri), as-Silmu (damai), salima minal mustaqdzirat (steril dari motivasi yang kotor), as Salamu (kesejahteraan), as-Salamah (keselamatan lingkungan). Dari turunan terma Al-Islam telah tergambar sistem kehidupan secara utuh. Yaitu sistem aqidah dan ibadah, sistem sosial, sistem akhlak, sistem ekonomi, sistem penyelamatan lingkungan,
Manhajul hayah artinya menjadikan Islam (al-Quran) sebagai panduan aturan kehidupan manusia. Jadi seorang Muslim adalah orang yang telah menyerahkan jiwa dan raganya, pikiran, hati dan perilakunya untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Dan ia yakin dengan cara demikian ia akan merasakan kehidupan yang damai, bisa berbuat dengan tulus, makmur, sejahtera, bisa menyelamatkan lingkungan social dari berbagai bencana.
Seorang Muslim menjalankan segala aspek kehidupannya dengan merujuk referensi Islam. Dalam skala kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa. Sejak kelahirannya (fiqh aqiqah) hingga kematiannya (fiqh janazah). Menyangkut system ideology, politik, social budaya, pendidikan, ekonomi, pertahanan kemanan dll.
Islam sebagai Dinul Kaun
Sudah kita maklumi, segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tunduk kepada suatu peraturan tertentu dan menginduk kepada undang-undang tertentu. Matahari, bulan dan bintang-bintang semuanya patuh kepada suatu peraturan yang permanen (tetap), tidak dapat bergeser atau menyeleweng darinya sedikitpun meskipun seujung rambut (hukum alam).
Bumi berputar mengelilingi sumbunya. Ia tidak dapat beranjak dari masa, gerak dan jalan yang telah ditetapkan baginya. Air, udara, cahaya dan panas semuanya tunduk kepada suatu sistem yang khas (unik). Benda-benda yang tidak bernyawa, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang tunduk kepada sesuatu ketentuan yang pasti, tidak lahir dan tidak mati kecuali menurut ketentuan itu.
Demikian pula setiap fase kehidupannya, secara sistematis tunduk kepada pemilik dan pencipta kehidupan. Sejak fase kehidupannya di rahim ibu (berupa janin), ia hidup dengan tenang. Ia dilindungi oleh-Nya dari gangguan suara, panas dan dingin. Kemudian menjadi bayi (shobi), ia diajari oleh Allah menangis ketika dalam keadaan lapar. Kemudian menuju masa kecil (thifl). Ia diajari oleh Allah SWT berbicara, merangkak, berjalan dan berlari. Lalu menuju masa ABG (murahiq). Kemudian melawati masa dewasa (kuhulah). Dan melewati masa syaikh (umur 40 keatas). Dua kelemahan yang melekat pada diri anak Adam adalah masa kecil dan masa tua. Semua fase kehidupan diatas tunduk pada ketentuan Allah SWT. Siapapun tidak bisa menolaknya. Sekalipun mulutnya mengatakan bahwa dirinya Yahudi, Nasrani dan Majusi. Jika manusia bisa memilih, tentu ia ingin tidak melewati masa kecil dan masa tua. Karena masa kecil merepotkan orang tuanya. Dan masa tua merepotkan anak-anaknya.
Islam sebagau Dinul Hadharah
Islam yang diturunkan sebagai din, sebenarnya telah memiliki konsep seminalnya (ilmiah) yang spesifik (unik) sebagai peradaban (kemajuan hidup secara lahir dan batin). Sebab kata din (dal-yak-nun) itu sendiri telah mengandung keragaman makna, ketundukan, keberhutangan manusia kepada Tuhan, struktur kekuasaan, susunan hukum, dan kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang mentaati hukum dan mencari pemerintah yang adil. Memiliki makna pula, kecenderungan manusia secara fitrah kembali kepada Perjanjian Pertama Dengan Allah SWT ketika di alam rahim ibu.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lalai terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS. Al-A’raf (7) : 172).
Dari din muncul berbagai derivasi (kata turunan), daana (berhutang), da’in (pemberi hutang), dayn (kewajiban), dayunah (hukuman/pengadilan), idanah (keyakinan). Artinya dalam istilah din itu tersirat sistem kehidupan yang utuh. Dinul Islam berarti pola kehidupan yang dibingkai oleh spirit Islam. Paham, perilaku dan kultur kehidupan yang diserap dari nilai-nilai ilahiyah (ketuhanan).
Karena itulah, pada pesan terakhir Allah pada Nabi Muhammad, menyatakan bahwa Islam sebagai agama (din) yang telah sempurnya.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah (5) : 3).
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ إِلاَّ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْعِلْمُ بَغْياً بَيْنَهُمْ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللّهِ فَإِنَّ اللّهِ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab [yang diturunkan sebelum Al Quran] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka, barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Ali Imran (3) : 19).
Artikel ini saya kutip dari hidayatullah.com tulisan mas salih hasyim
Mudah-mudahan, bermanfaat dan ada hikmahnya semoga kita dan keluarga kita semakin istiqomah untuk berislam dan bangga kepada pada agama Islam. Sebagaimana Allah telah mengatakan keridhoannaya pada agama ini.* Aminn..
By Ghadin Inton
Share:

Wednesday, February 20, 2013

IDE DAN INSPIRASI

kita Sering baca atau mendengar pertanyaan bagai mana mendapatkan ide? Atau bagaimana mencari inspirasi?

berada di titik jenuh karna tak ada
Share:

Saturday, February 16, 2013

NAPAK TILAS SEJARAH DESA SUKARAJA NGEPAH

NAPAK TILAS SEJARAH DESA SUKARAJA NGEPAH

DESA KERAMAT

Desa Sukaraja Ngepah adalah sebuah desa yang ada di belahan bumi seriwijaya palembang kec.muaradua kab.oku selatan. Konon menurut cerita desa Sukaraja Ngepah adalah desa keramat dan penuh dengan kemisteriusan.
Share:

Suku Komering, Sumatra Selatan

Suku Komering, Sumatra Selatan
sungai Komering
wilayah pemukiman suku Komering
Suku Komering, adalah salah satu suku yang bermukim dan tersebar di pesisir danau Ranau dan sungai Komering di wilayah kabupaten Ogan Komering provinsi Sumatra Selatan. Populasi mereka saat ini adalah yang terbesar dari sensus terakhir sebesar 270.000 orang.

Suku Komering termasuk salah satu suku tertua yang ada di Sumatra (Proto Malayan), seperti Mentawai, Enggano, Nias, Batak, Kubu dan Orang Laut.
Kata komering, diperkirakan berasal dari istilah bahasa Hindu purba yang diberikan oleh pedagang-pedagang India, yang berarti "pinang". Sekitar abad ke 19 daerah tersebut sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari India.

Suku Komering di wilayah Kabupaten Ogan Komering hidup berdampingan dengan suku Ogan, suku Daya, suku Ranau, suku Semendo dan suku Kisam.
Dalam struktur kemasyarakatan suku Komering, berdasarkan bahasa dan budaya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

  1. Pendukung budaya dan bahasa Seminung, terdiri dari suku-suku Komering, Ranau dan Daya.
  2. Pendukung budaya Dempo,, yaitu suku-suku Ogan, Semendo dan Kisam. 
suku Komering
Suku Komering sangat teguh mempertahankan budaya dan adat-istiadatnya, walaupun berada diantara budaya Melayu yang terus berkembang, terutama bahasa Komering yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Suku Komering adalah bangsa yang sangat ramah dan sangat menunjukkan sikap kekeluargaan terhadap siapapun, tradisi suka menolong tertanam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Suku Komering saat ini mayoritas adalah pemeluk agama Islam.

Suku Komering, kalau dilihat dari segi fisik, menunjukkan kalau mereka adalah termasuk dari ras mongoloid, yang termasuk bangsa Proto-Malayan. Diperkirakan berasal dari daratan tinggi Yunnan di China Selatan, atau juga bisa berasal dari daratan Indochina sekitar Burma dan Kamboja, yang memasuki wilayah Sumatra ini sejak ribuan tahun sebelum Masehi, bersama kelompok proto-malayan lain yang bermigrasi memasuki wilayah pulau Sumatra. Hidup tersebar mereka di wilayah Sumatra bagian Selatan. Suku-suku bangsa Proto Melayu ini membawa budaya asal mereka, dan hidup selama ribuan tahun.
Pada sekitar abad 2 Masehi, suku bangsa Melayu masuk secara besar-besaran membawa budaya Melayu, dan banyak terjadi perkawinan campur antara suku Komering dengan suku-suku Melayu. Sehingga bangsa Komering yang populasinya sedikit, terdesak dan lambat-laun terserap ke dalam tradisi Melayu. Saat ini beberapa penulis mengelompokkan suku Komering ke dalam kelompok Melayu.

Ada satu versi yang dikumpulkan dari beberapa cerita yang dihubung-hubungkan dari beberapa budaya yang didapat di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung. Menurut masyarakat Lampung di daerah Lampung bahwa suku Komering termasuk bagian dari suku Lampung yang sama-sama berasal dari Kepaksian Sekala Brak. Sekala Brak diperkirakan berada di Gunung Pesagi, yang kemungkinan adalah sebuah kerajaan yang berdiri pada masa Hindu Budha pada abad ke 3 Masehi. Kerajaan Paksi Sekala Brak diperkirakan mengalami dua era yaitu era Keratuan Hindu Budha dan era Kesultanan Islam. Dari Sekala Brak ini lah yang disebutkan sebagai tempat asal suku Lampung dan juga diperkirakan suku Komering berasal.

Versi lain mengatakan bahwa suku Komering berasal dari Pagaruyung. Dimana Pagaruyung adalah bangsa Minangkabau yang deutro-malayan. Sedangkan keberadaan suku Komering sebenarnya jauh lebih tua dari suku bangsa Minangkabau.  Di riwayatkan pendiri Sekala Brak berasal dari Pagaruyung? Terjadi keanehan di sini. Kerajaan Sekala Brak yang telah ada sejak abad ke 3, sedangkan Kerajaan Pagaruyung abad-15, atau menurut catatan sejarah Pagaruyung berdiri pada abad 13. Mungkinkah Kerajaan Sekala Brak yang jauh lebih tua pada abad ke 3, didirikan oleh orang dari Kerajaan Pagaruyung yang berdiri pada abad 13 ?

suku Komering
Sedangkan menurut cerita turun-temurun yang tersimpan dalam masyarakat suku Komering, bahwa pada sebuah ceritera rakyat yang mengatakan bahwa nenek moyang Komering  dan nenek moyang orang Batak, dahulunya adalah hidup dan berasal dari suatu tempat yang sama. Dikatakan nenek moyang kedua suku ini adalah dari 2 orang yang bersaudara, dan sering terjadi “senda gurau” untuk menyatakan masing-masing nenek moyang merekalah yang tertua. Cerita ini walau hanya sebuah cerita rakyat, tetapi cukup diyakini oleh sebagian masyarakat suku Komering.

Walaupun banyak versi dan klaim tentang asal usul suku Komering, yang mana menurut orang Lampung, suku Komering adalah bagian dari suku Lampung. Sedangkan menurut orang Melayu, bahwa suku Komering adalah Melayu juga. Tetapi bagi suku Komering, mereka adalah mereka, Komering adalah Komering, bukan Melayu. Sedangkan dengan suku Lampung, mereka mengakui bahwa dengan suku Lampung mereka memang satu rumpun dan berasal dari suatu tempat yang sama.

sumber:
  • media-okut.blogspot.com
  • sumatera.infogue.com
  • gambar-foto: campangtiga.blogspot.com
  • gambar-foto: sosbud.kompasiana.com
  • gambar-foto: media-okut.blogspot.com
  • word-dialect.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain
  • protomalayans.blogspot.com
Share:

Tuesday, February 12, 2013

Menciptakan Hubungan Spiritual Yang Harmonis Dengan Keluarga

Assalamualaikum wr.wb..sobat lantera hati~ yang mudah mudahan senantiasa sehat dan di berikan kemudahan oleh Allah swt dalam menjalani hidup ini..amin..dan satu lagi semoga kita senantiasa mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah swt dalam setiap langkah kita..Amin amin yra.
Share:

KELOR POHON AJAIB KAYA MANFAAT

KELOR Pohon Ajaib Kaya Manfaat, pasti kamu kenal dengan pohon satu ini tpi tahukah kamu bahwa pohon kelor diakui sebagai pohon ajaib yang kaya manfaat oleh WHO.
Share:

Saturday, February 2, 2013

MENGGALI MAKNA HIDUP DAN ARTI KEHIDUPAN

Mencari makna hidup adalah salah satu bahasan penting yang sering disampaikan oleh para pembicara motivasi. Bahkan mereka begitu menekankan bagaimana pentingnya mengetahui makna hidup. Sebab dengan memahami makna hidup itulah kita bisa menjalani hidup yang lebih bermakna dan lebih termotivasi. Kemudian, ada sesi pelatihan yang membimbing kita untuk menemukan makna hidup kita.
Share:

Friday, January 18, 2013

MUHASABAH DIRI

MUHASABAH secara sedehana bisa dipahami sama dengan intropeksi, yaitu seseorang bertanya kepada dirinya sendiri tentang perbuatan yang dia lakukan agar jiwa menjadi tenang, dan memastikan secara gamblang apakah perbuatan yang dilakukan dalam kehidupannya sesuai dengan perintah-perintah Allah Ta’ala.

Demikianlah yang dilakukan oleh para sahabat Nabi.
Share:

Thursday, January 17, 2013

24 kalimat penyejuk Kalbu yang gelisah

Assalamualaikum.wr.wb, Sobat setia pembaca Lantera Hati~Ghadin Inton Selamat datang dan silahkan menikmati dan Semoga koleksi kata kata bijak pilihan yang saya sajikan di bawah ini bisa menginspirasi dan beranfaat bagi Anda dan kita semua. Di sini saya mencoba memberikan sebuah kekuatan yang seringkali luput dan terlupakan, yaitu memotivasi diri untuk hidup bahagia lewat kata-kata bijak.

Beikut saya sajikan 24 kalimat yang saya rangkum menjadi kata kata nasehat, semoga bisa menyejukkan hati anda yang sedang gelisah, meski hanya untaian kata mudah mudahan bisa
Share:

Kiat Mengembalikan Semangat Hidup

Bnyak hal yang membuat kita merasa semangat hidup kita hilang,  bisa dari kegagalan menggapai mimpi atau karna gagal menjalin sebuah hubungan, Semangat hidup itu sebenarnya hanya Anda yang mampu mengatasinya, karna apa jika Anda saja tak mau berusaha untuk bangkit, siapa yang perduli dengan Anda. .ya to !?

Apa pentingnya semangat hidup? semangat hidup itu sangatlah penting dalam sebuah kehidupan, Tanpa adanya semangat, hidup kita tidak ada warnanya, karna semangat mampu menggugah hidup kita menjadi lebih baik dari yang sekarang, alangkah sayangnya bila semangat sudah tak lagi hinggap pada diri Anda, berjalan saja males apa lagi kerja . karena semangat itu bagaikan mesin yang ada dalam tubuh kita.

Inilah Tips / kiat Mengembalikan Semangat Pada Diri Kita.

  • Tumbuhkan sikap positif dalam jiwa dan kikis habis sikap negatif karena inilah yang dapat menjerumuskan kita pada kegagalan
  • Berjalanlah seimbang, target yang harus kita cita- citakan harus mengacu pada kemampuan dan keahlian yang kita miliki
  • Bergaullah dengan baik kepada setiap orang, sebab mereka akan berbuat baik dan menaruh hormat pada setiap orang yang menghormati dan menghargai mereka
  • Jagalah penampilan agar tetap baik dan kompatibel alasan hadirnya simpati karena kita mampu memperlihatkan yang terbaik
  • Pilihlah teman yang percaya kepada kita, maka dia akan mengangkat derajat dan martabat kita
  • membaca kata kata Motivasi-kata kata motivasi saat ini sangat banyak di cari di internet, bila kita membaca kata motivasi tentu akan merubah pola kita berpikir untuk menjadi terdepan. dengan pola pikir yang maju semangat akan kembali tumbuh.
  • berserah diri pada Tuhan karna Kehidupan semua sudah di atur sebagaimana mestinya, mengapa Anda putus asa toh hidup itu untuk di jalani bukan untuk malas malasan-maksudnya dengan berserah diri lepaskan apa yang sudah Anda kerjakan kepada Tuhan, biar Tuhan yang menentukan, dengan begitu Anda akan rilex dalam menjalani sesuatu yang Anda kerjakan

Apapun alasanya atau apapun masalahnya jangan sampai Anda patah semangat, karna itu akan merugikan Anda sendiri, Tetaplah berpegang teguh pada keyakinan diri Anda bisa ,,, Anda pasti bisaaa .....


Semoga bermanfaat..
Salam 
Ghadin Inton.
Share:
jadwal-sholat
TULIS PESAN DAN KESAN MU..... . Powered by Blogger.